Betapa perempuan ini malu kepada Allah Yang Maha Pengampun. Betapa perempuan ini tak mampu menengadahkan pinta kepada Allah Yang Maha Asih dan Maha Sayang. Hingga ia sekarang bersimpuh peluh di hadapannya untuk memohon penawarnya.Dari bibir manis Nabi yang Ummi terucap sebuah titah.
"Bertaubatlah kepada Allah, wahai perempuan yang melakukan dosa besar!"
"Hamba teramat ingin melakukannya, tapi bumi telah menjadi saksi semua dosa yang telah diperbuat, dan bukankah kelak bumi akan menjadi saksi di hari kiamat?" pedih perempuan ini sambil menangis.
"Bumi tidak akan menjadi saksimu" tukas Rasul Allah. Selanjutnya beliau melafalkan QS Ibrahim : 48 "Hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain..". Perempuan itu masih saja terlihat sedih. Perkataan Nabi hanya singgah di telinga, tapi tidak di hatinya. Selanjutnya dengan kelu lidah perempuan ini berujar parau.
"Wahai kekasih Nya, Dari atas, langit juga telah menyaksikan dosa hamba,kelak ia akan menjadi saksi pula". Mendengar ini, Rasulullah segera menjawab, berharap bahwa perempuan dihadapannya segera tenang dan tidak gelisah.
"Allah akan melipat langit. Bukankah Ia sendiri telah berfirman dalam surat Al-Anbiya 104, Hari ketika Kami menggulung langit bagai menggulung lembaran kitab ..". Perempuan ini tersenyum mendengar tutur penyeru dari manusia paling indah. Betapa ia juga merasakan bahwa Rasulullah tengah meredakan kegundahannya. Namun, senyuman itu surut ketika tiba-tiba ia mengingat sesuatu. Ia pun berseru.
"Duhai Nabi, bukankah para malaikat pencatat segala amalan juga mencantumkan dosa besar itu dalam buku mereka. Bagaimana ini?" rintihnya putus asa.
"Allah telah berfirman, Sesungguhnya amal baik dapat menghilangkan amalan buruk (QS Hud :114)" Nabi melanjutkan "Orang yang bertaubat itu seperti orang tak lagi punya dosa". Kali ini perempuan mengangguk-angguk lega,namun tak seberapa lama kepalanya menggeleng keras, ragu itu kembali menderas.
"Lalu bagaimana dengan firman Nya yang menyebutkan "Hari ketika lidah mereka, tangan mereka dan kaki mereka menjadi saksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan" (QS An-Nur 24) tutur perempuan kepada Nabi. Rasulullah kembali menjawab dengan suara yang fasih. Untaiannya begitu merdu meyakinkan perempuan yang bertanya.
"Allah telah berfirman kepada bumi, juga segenap anggota tubuhnya : "Tahan dirimu, jangan tunjukkan kepada orang yang diterima taubatnya, keburukan selama-lamanya". Suasana hening. Udara menghantarkan ketenangan. Perempuan semakin tertunduk. Ada banyak gumpalan perasaan yang tak bernama. Allah Maha Pemurah. Terakhir perempuan ini berujar "Benar, wahai Rasulullah, itulah hak orang yang bertaubat. Tetapi gemetar karena malu di hari kiamat, dan rasa malu itu juga adalah dari Allah. Mungkinkah seorang hamba menanggungnya? Padahal engkau pernah bersabda 'Sesungguhnya orang yang berdosa pada hari kiamat akan menyebut dosa-dosanya lalu malu kepada Allah.Keringat, dosanya, mengucur karena malu. Air keringat akan mengambang hingga menutup lututnya, ada sebagian yang menutup pusarnya dan ada pula yang hingga menutup kerongkongannya". Tanpa menunggu Rasulullah pun bertutur.
"Maka wahai orang yang beriman, kenanglah hari itu, jangan pernah melalaikannya. Bertaubatlah kepada Allah, mendekatlah kepada Nya. Sesungguhnya Allah, Yang Maha Tinggi adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang"
Dan seketika perempuan ini menangis, air mata yang tak lagi sama seperti semula. Bening air mata yang tumpah bukan lagi karena gundah. Bening air mata yang terjelma bukan lagi karena lara. Bening itu karena gundahnya reda. Bening itu karena laranya sirna. Ia mematrikan setiap kuntum ucap dari sabda Nabi yang Mulia di kedalaman jiwa. Betapa Allah Maha penerima taubat. Betapa Allah Maha Welas atas semua hamba. Sepenuh bumi ia sudah melakukan dosa, sebanyak buih di laut ia pernah berbuat khilaf, serta seberserak pasir di pantai ia bernista maka hanya dengan taubat semuanya dapat tertebus. Dan dengan rahmat Nya yang agung, Allah merengkuh hamba yang kembali. Jua, karena cinta Nya yang paripurna, Allah akan segera menghampiri seorang anak manusia yang kembali pada Nya meski dengan tertatih ringkih